Inget belajar Tasrifan yang dimulai dari kata Fa'ala - yaf'ulu - fa'lan - wamaf'aalan - fahuwa faa'ilun - wadzaaka maf'uulun - uf'ul - laa taf'ul dan seterusnya sampe 2 semester ntuh pelajaran 'wajib' gak hafal-hafal dan gak bisa-bisa. Alhamdulillaah sampe nulis ini pun tetep aja masih gk bisa.. dasar dodol duren.. (biar dodol tetep aje duda keren) ahihihi....
Asal kata dari Madzhab adalah dzahaba yang artinya pergi; tempat pergi. Kalo di tasrif kurang lebih begini: dzahaba - yadzhabu - dzihaaban - wa madzhaaban dan seterusnya.. Maaf aje kalo salah, maklum cuman ngaji kuping.. hehehehe.. Mungkin begitulah pengertian Madzhab ditinjau dari segi bahasa. Nah.. kalo dilirik dari segi istilah, Madzhab berarti sebuah metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai 'gaya pandang' atau pengambilan kesimpuilan hukum (Fiqih) dari Kitab Suci Al-Qur'an dan Sunnah Rosululloh.
Yang dikenal oleh kebanyakan orang tentang madzhab adalah Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali. Ke-empat Imam besar inilah yang kemudian dijadikan madzhab oleh sebagian besar ummat Islam dunia dengan sebutan Al-Hanafiyyah, Al-Malikiyyah, As-Syafi'iyyah dan Al-Hanabilah.
Semakin banyak orang pintar, maka semakin banyak pula pemahaman yang berkembang dan pemikiran yang beranak pinak. Tidak sedikit diantara orang-orang pintar dalam arti yang sesungguhnya, mengartikan madzhab sebagai sumber perpecahan. Sampai-sampai banyak pengajian-pengajian, konsorsium, kajian ilmiah dan forum-forum menggalakkan gerakan ANTI MADZHAB atau sekedar menjauhkan diri dari ber-madzhab. Weleh..weleh.. kok sampe segitunya ya?? Tapi ya biarin aje, sah-sah saja pendapat & pemikiran mereka. Emang gue pikirin!!!..hehehehe... Yang justru jadi pikiran adalah menyelamatkan generasi muda sekarang agar tidak terjebak dalam pengertian madzhab yang absurd.. Itu menurut gue.. hehehehe...
Madzhab, sejatinya adalah representasi keragaman cara melakukan Istimbath atau menyimpulkan maksud ayat-ayat Al-Qur'an dan ucapan serta perbuatan Rosululloh Saw yang kita kenal dengan As-Sunnah. Sedangkan jika ada diantara sahabat dan saudara kita mengatakan bahwa madzhab adalah simbol perpecahan di tengah-tengah Islam, bisa jadi sahabat dan saudara kita itu lagi mabok kecubung..hehehehe..
Lantas apa artinya jika ada teman, sahabat dan saudara-saudara kita mengatakan bahwa dia tidak bermadzhab?? Dia hanya mengamalkan cara ibadah langsung dari Al-Qur'an dan Al-Hadist saja tanpa mengikuti Istimbath imam-imam madzhab?? Salahkah teman, sahabat atau saudara-saudara kita??? Jawabnya; salah menurut kita yang bermadzhab dan benar menurut mereka yang tidak mau bermadzhab. Adil kan?? hehehehe...
Contoh yang paling sederhana mungkin begini; jika saya (Aji) mengaku tidak bermadzhab (tidak mengikuti tata cara ibadah madzhab manapun) itu artinya, saya sedang berusaha melakukan Istinbath terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah dan dengan begitu saya akan mengikuti madzhab yang saya buat sendiri. Bisa jadi suatu saat ada madzhab Al-Ajiiyyah..hehehe..
Nah.. Kalau 'ulama sekaliber Imam Ghozali saja yang ke-'alimannya sudah tidak diragukan lagi, masih bermadzhab As-Syafi'iyyah, kenapa kita yang baru belajar Islam kemaren sore, dan baru hafal 1 s/d 2 ayat ditambah lagi tidak diberi keistimewaan seperti beliau tidak mau bermasdzhab??? Apa kealimannya sudah melebihi Imam Ghozali?? Apa keistimewaannya sudah melebihi Imam Nawawi?? atau malah kita merasa lebih hebat dari waliyulloh?? Astaghfirulloohal'adziim... Betapa sombongnya diri kita yang tidak mau bermadzhab....
Maka dari itu, jangan takut bermadzhab. Karena ibadah yang kita lakukan sejak kita belajar ibadah, sejatinya kita sudah bermadzhab. Bisa jadi sampai saat inipun kita masih bermadzhab. Jadi kenapa kita malu mengakui madzhab yang kita anut?? Itu bukan bid'ah.. juga buka syirik. Hanya yang berfikir kerdil saja yang mengatakan bermadzhab itu bid'ah dholalah dan syirik besar.
Walloohu'alam bisshowab..
By: Aji Syach
Komentar
Posting Komentar