Menjelang ajalnya, Juha berwasiat kepada ahli warisnya agar menguburkannya di kuburan lama. Mereka bertanya, "Memangnya kenapa?". Juha menjawab, "Apabila dua Malaikat Munkar dan Nakir bertugas dan bertanya dalam kubur kepadaku, maka akan aku jawab bahwa aku sudah lama berada dalam kuburan ini dan sudah ditanyai. Kedua Malaikat itu pasti akan melihat kuburanku, dan mereka pun akan percaya dengan apa yang aku katakana dan pasti mereka akan meninggalkanku. Begitulah, aku ingin terbebas dari sulitnya pertanyaan keduanya dengan cara yang sederhana..."
"Bila nama besar Bung Karno tempoe doeloe –terutama di luar negeri– melebihi Indonesia atau katakanlah Indonesia adalah Bung karno dan Bung Karno adalah Indonesia, ada saatnya nama besar Gus Dur melebihi NU atau katakanlah NU adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah NU ."( Gus Mus ) Syair " Tanpo waton " atau yang lebih kita kenal sebagai syair " Gus Dur " ini disusun oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) –rahimahullah- dua bulan menjelang beliau wafat. Dari sumber lain juga disebutkan bahwa sebenarnya syair ini di ciptakan oleh hadratus syeikh Hasyim Asy'ari (Kakek Gus Dur) yang kemudian di kumandangkan lagi oleh Gus Dur. Isi syair berbahasa jawa ini sarat dengan nilai-nilai spiritual yang sangat patut kita resapi makna dibaliknya. Berikut adalah isi syair Gus Dur (Tanpo Waton) yang sudah saya lengkapi dengan translete(terjemah)nya dalam bahasa Indonesia dibagian bawah. Untuk file mp3 -nya bisa di download disini : ا ستغفرالله رب البرايا # استغفرالل...
Komentar
Posting Komentar