Langsung ke konten utama

Santri Dilarang Merokok

"Para santri dilarang keras merokok!" begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyantri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.

Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar.

Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.

"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.

Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!" teriak Kiai Fattah. (mbs)

Source: http://www.facebook.com/humorsantri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syair Gus Dur (Tanpo Waton) Bahasa Indonesia

"Bila nama besar Bung Karno tempoe doeloe –terutama di luar negeri– melebihi Indonesia atau katakanlah Indonesia adalah Bung karno dan Bung Karno adalah Indonesia, ada saatnya nama besar Gus Dur melebihi NU atau katakanlah NU adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah NU ."( Gus Mus ) Syair " Tanpo waton " atau yang lebih kita kenal sebagai syair " Gus Dur " ini disusun oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) –rahimahullah- dua  bulan menjelang beliau wafat. Dari sumber lain juga disebutkan bahwa sebenarnya syair ini di ciptakan oleh hadratus syeikh Hasyim Asy'ari (Kakek Gus Dur) yang kemudian di kumandangkan lagi oleh Gus Dur. Isi syair berbahasa jawa ini sarat dengan nilai-nilai spiritual yang sangat patut kita resapi makna dibaliknya. Berikut adalah isi syair Gus Dur (Tanpo Waton) yang sudah saya lengkapi dengan translete(terjemah)nya dalam bahasa Indonesia dibagian bawah. Untuk file mp3 -nya bisa di download disini : ا ستغفرالله رب البرايا # استغفرالل...

Perkembangan Fiqh Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Jika pada artikel sebelumnya saya sudah menulis tentang bagaimana perkembangan ilmu fiqh pada masa Rosulullah , maka pada tulisan kali ini akan kita bahas tentang perkembangan ilmu fiqh pada masa Khulafaur Rasyidin. Khalifah Abu Bakar ketika mendapati masalah yang belum diketahui status hukumnya, maka beliau mengumpulkan fukaha dari kalangan para sahabat dan menanyakan apa ada yang mengetahui hadits Nabi tentang masalah tersebut. Bila ada yang menyampaikan hadits Nabi maka Khalifah Abu Bakar memutuskan hukumnya berdasarkan hadits tersebut, tetapi bila tidak ada hadits maka Khalifah Abu Bakar bermusyawarah menentukan keputusan berdasarkan kesepakatan dengan para sahabat. Khalifah Umar pun mengikuti cara yang dilakukan oleh Abu Bakar. Pada masa dua khalifah pertama yaitu Abu Bakar dan Umar, para sahabat Nabi semuanya masih berada di Kota Madinah, maka kesepakatan para sahabat pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar ini menjadi Ijma’ yang mutlak dapat dijadikan hujjah dan wajib diikuti o...

Biografi K.H. Ali Shodiq Umman

K.H ALI SHODIQ UMMAN (P endiri Pondok Pesantren  Hidayatul Mubtadien Ngunut Tulungagung ) ALI SHODIQ,demikian nama aslinya,lahir sekitar tahun 1929 m di gentengan link IV Ngunut,sebuah kota industri yang berada di sebelah timur dan termasuk wilayah Tulungagung,di mana masyarakat Ngunut waktu itu sangat minim pengetahuan agamanya atau boleh di katangan abangan, ayahnya pak uman adalah kurir dokar yang sederhana dan taat beribadah,dan ibunya ibu marci,pasangan suami istri yang datang dari Leran kec Manyar kab Gresik ini sangat mendambakan seorang anak yang 'alim 'allamah dalam masalah agama,Sehingga pak uman sangat senang dan hormat kepada kiyai dan santri-santri,setiap santri yang menumpang dokar beliau,beliau siap mengantar kemana santri itu pergi tanpa memungut upah darinya. DI ASUH PAMAN DARI IBU ALI SHODIQ adalah anak ke 7 dari 18 bersaudara,namun yang hidup hingga dewasa adalah 10 orang,masing-masing adalah INTIAMAH, M. SYARIF, MARKATAM, ABDUL SYUKUR, ABDUL ...